"Marwan, Dimas, nanti bantu bapak merontokkan biji jagung ya!"
Dimas dan Kak Marwan langsung memberi hormat pada bapak. Kebiasaan setiap tahun di kampung mereka semua orang dikerahkan untuk memanen jagung, tanaman yang jadi kebangaan kampung mereka di Gunungkidul.
Dimas menghela napas. Memanen jagung beramai-ramai memang menyenangkan. Biasanya, warga kampung yang sedang merantau pun pulang untuk panen. Suasananya meriah banget dan pemuh kebahagiaan. Ada syukuran setelah panen di mana mereka menikmati panen jagung yang manis dan pulen. Akk!
Sayangnya, Dimas tak suka tugasnya merontokkan biji jagung. Ya, setelah panen, jagung-jagung dikumpulkan dan ada yang dikupas dan dirontokkan bijinya swcara manual. Rontoknya bisa dengan pisau atau pakai tangan. Karena belum cukuo umur, Dimas harus mengupas dengan tangan. Aduhai, terus terang ini bukan pekerjaan menyenangkan!
"Apa kita kabur saja kak?" bisik Dimas.
"Hush1 kasian bapak dong, kekurangan tenaga kerja!" timpal Marwan.
Dimas manggut-manggut. "Bagaimana kalau kakak aku bayar tenaganya menggantikan aku?"
Marwan merengut. "Kayak punya uang saja kamu! tabunganku lebih banyak dari kamu!"
Dimas terbahak.
"Bagaimana xaranya ya biar kita nggak usah merontokkan jagung pakai pisau atau tangan? Pas pakai pisau, ingat Anto? tangannya berdasrah dan harus dijahit!" Dimas bergidik.
"Adakah Doraemon punya alat perontk biji jagung?" Marwan menerawang jauh.
'Kita bikin sendiri yuk?"
Marwan melongo. "Gimana caranya?"
Kita teliti dulu..
https://www.youtube.com/watch?v=czfbkorc8xg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar