Dear Temans,
Cormoran Strike is back!
Baru saja menuntaskan buku terbaru dari Robert Galbraith aka J.K. Rowling.
The Silkworm, Ulat Sutera judulnya dalam Bahasa Indonesia. Seperti buku serial Cormoran Strike sebelumnya, dakuw menuntaskan buku ini dengan cepat. Ya, bukunya memang bikin penasaran. Jadi nggak sabar pengen tahu akhir ceritanya.
Buku kedua serial detektif partikelir, Cormoran Strike ini berkisah tentang seorang istri penulis yang mencari suaminya, seorang penulis eksentrik dan gila publisitas, Owen Quine. Sang istri ingin Cormoran mencari suaminya dan membawanya pulang. Konon, Quine pergi ke retret penulis namun agennya tak mau memberitahu istrinya alamat retret itu.
Karena iba, Cormoran menerima kasus itu. Owen yang menghilang itu diduga berkaitan erat dengan naskah buku terbaru Owen, Bombyx Mory. Disitu, Owen menuliskan novel absurd Bombyx Mori (ulat sutera) yang mencari pencerahan diri.Di dalam perjalanannya, Bombyx bertemu dengan banyak orang.
Yang menghebohkan, Owen menuliskan banyak tokoh dengan penggambaran kejam dan porno, serta membuka aib orang yang ditulisnya. Banyak orang marah pada Owen. Mulai dari agennya, Liz, bos penerbitan Chad, mantan temannya yang penulis terkenal Michael Fancourt. Termasuk Leonora dan kekasih gelap Owen, Katherine Kent tak luput dari penggambaran jahat Owen dalam buku mengerikan itu.
Ternyata, Strike berhasil menemukan Owen terbunuh di rumah warisannya. Dengan cara biadab. Ia digantung, dimutilasi seperti dilakukan oleh psikopat. Jejak pembunuh, waktu kematian, dan hal lain yang mendukung pemecahan kasus sudah dikaburkan pembunuh dengan menyiram cairan asam dimana-mana. Strike kembali menjadi topik utama dan membuat Scotland Yard berang.
Sudah tentu, istrinya, Leonora Quine menjadi tersangka utama. Apalagi, ia ketahuan bertahun-tahun diselingkuhi oleh Owen, ia juga pernah bekerja di toko daging pamannya saat remaja. Strike mempercayai intuisinya bahwa bukan kliennya si pelaku. Dan pembunuhnya masih berkeliaran. Dan semuanya berkaitan dengan Bombyx Mori. Bersama sekretarisnya, Robin ia berusaha memecahkan kasus itu. Berbekal membaca Bombyx Mori dan buku-buku absurd karya Owen sebelumnya.
Buku ini asyik dibaca, bikin penasaran kelanjutannya. Bikin bingung juga siapa pembunuhnya. Ada beberapa tokoh yang potensial untuk membunuh Owen. Dari penjabaran Rowling, jadi terbayang banget gimana eksentriknya Owen Quine. Banyak yang membencinya. Tapi ada juga yang memujanya.
Dakuw suka dengan tokoh Cormoran yang bertubuh raksasa, bermuka seperti petinju dan hubungan ajaibnya dengan mantan tunangannya yang gila. Juga bahwa ia seorang anak haram rockstar. Keluarga Cormoran yang ajaib juga dengan banyak saudara tiri karena ayah ibunya ajaib. Juga prinsipnya yang nggak ingin bergantung pada ayahnya, minimal nebeng nama bekennya.
Hanya, agak susah ya membayangkan wajahnya seperti apa hihi. Kok malah kebayang tokoh tukang pukul dalam serial Scandal. Tapi, sepertinya Cormoran lebih ganteng dari itu hihi.
Sebenarnya, ceritanya agak menjijikkan gara-gara Rowling menuliskan buku Bombyx Mori Owen yang rada sakit jiwa. Bikin mual membaca penggambaran Bombyx yang sadis, porno, brutal. Gila ya, kebayang deh betapa ngerinya buku itu. Dan ada saja ide Rowling untuk membuat cerita Bombyx. Jadi kayak, buku dalam buku hehe.
Buku ini, sudah bisa ditebak pasti laris bingit. Di Indonesia, sudah ada bajakannya. Dibandrol Rp.30.000,- dari harga asli Rp.119.000,- sungguh terlalu dikaw wahai pembajak!
Data Buku:
Judul: The Silkworm (Ulat Sutra) Cormoran Strike #2
Judul: The Silkworm (Ulat Sutra) Cormoran Strike #2
Penulis: Robert Galbraith
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2014
Tebal: 536 Halaman
Genre: Detektif, Kriminal
Bahasa: Indonesia
Harga; Rp.119.000,-
Punya Mak yang asli ataw bajakan? Heheheh *nanya doang*
BalasHapusAku punya dua-duanyaa hihi..mau pinjeem? :D
BalasHapusWaduh, jauh bener Mak. Bakal dipaketin dong. Hehehe. Lain waktu aja, Mak, kalau tumpukan utangku udah menipis. Makasih tawarannya. :)
BalasHapusAku enggak beli yg bajakan lho mak hehehee....
BalasHapusYuk bikin Cormoran Strike fans club di Semarang mak, biar enggak kalah kayak yg di Jakarta :)