Dear Temans,
Horee...akhirnya kelar baca buku ini.
Pertama lihat di tobuk, langsung mupeng berat. Maklum, sebagai emak
rempong dakuw menyimpan asa pengen ke luar negeri dari menulis.
Ceritanya, ingin seperti Mbak Asma Nadia atau Teh Imazahra yang
wara-wiri ke luar negeri dengan undangan atau beasiswa nulis. Daku juga
disemangati oleh Mbak Asma Nadia untuk berburu program writer
residence.
Nunggu bocah-bocah agak gedean kali ya hihi. Daku juga pengen belikan nih buku buat adik bungsuku, biar dia semangat berburu beasiswa. Sekarang dia ngantor jadi desainer grafis.
Buku ini berjudul Beasiswa di Bawah Telapak Kaki Ibu, terbitan Mizania 2013.
Irfan Amalee menjadi CEO Pelangi Mizan di saat usianya baru 30 tahun.
Kini ia adalah CEO Mizan Application Publisher. Ia mendapat beasiswa
belajar di Amrik dua tahun dan membawa serta keluarga kecilnya.
Ternyata, buku ini nggak sekedar cerita bagaimana berburu beasiswa ke luar negeri.
Banyak cerita yang menginspirasi pembaca.
Judulnya saja nendang.
Beasiswa di Bawah Telapak Kaki Ibu.
21 Pengalaman. 13 Pelajaran. 7 Tips Praktis. Hidup dan studi di Amerika bermodal doa orangtua.
Ya, soal restu orangtua.
Betapa Kang Irfan Amalee ini sangat percaya akan restu Ibunda akan memudahkan setiap langkahnya.
Ya, andai manusia boleh disembah, tentu kita akan menyembah Ibunda.
Kasih sayangnya melebihi samudera. Ada kisah mengharukan tentang Bunda
Kang Irfan dan turunnya restu beliau agar anaknya bisa berangkat ke
Amrik untuk kuliah. Hiks.
Kesempatan Datang Tak Satu Kali. Begitu salah satu judul kisah Kang Irfan
Deg. Betapa bertentangan dengan pendapat umum saat ini. Dalam cerita ini
Kang Irfan ingin mengajak kita agar tak tergesa-gesa menyambut setiap
kesempatan yang datang. Jika kita mau berpikir matang, menunggu saat
yang tepat bukan tak mungkin pilihan terbaik yang kita dapatkan.Itu
disebut creative mindset.
Adapula kisah lucu dan mengharukan saat Istri Kang Irfan, Mila dan kedua anaknya berburu visa untuk ke AS menyusulnya.
Lebih Susah Masuk Amerika daripada Masuk Surga, judul kisahnya.
Provokatif? Hehe baca saja deh. Kocak ketika sang istri dibekali
gambar-gambar karya Kang Irfan untuk melumerkan hati sang petugas. Juga
doa yang dipanjatkan Kang Irfan.
Ada pula Hukum Pareto: Jangan Sepelekan Hal Kecil.
Benar-benar menohok.
Untuk survive di negeri orang, Kang Irfan berjibaku bekerja serabutan
mulai dari tukang bangunan hingga chef sushi. Jadi banyak pengalaman ya
hehe. Dan tak lupa, ada tips-tips berburu beasiswa dari Kang Irfan dan
teman-temannya. Bisa kita pelajari.
Overal, buku ini bagus deh. Nggak rugi bacanya. Aku sukaa....
ingin kenal beliau lebih dekat? Mampir saja di http://www.irfanamalee.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar