Dear Temans,
Baru kelarin buku Baby Traveller, Kisah Seru Saat Travelling Bersama
Bayi dan Balita. Buku ini dikirim oleh sobat saya, Mbak Ida Mulyani,
seorang penulis sekaligus founder Bunda Terampil Menulis. Buku yang
diterbitkan sendiri oleh Mbak Imul, sapaan akrabnya di bawah bendera
Delasarfa Book. Delasarfa sendiri adalah nama anak-anak Mbak Imul,
Fidela, Sarla dan Fabian. Penampilan buku ini cukup keren, baik cover
dan jenis kertasnya.
Zaman sekarang, bepergian hingga ke luar negeri bukan lagi suatu
kemewahan. Tiket dan sewa hotel murah mudah didapatkan. Tinggal kita
rajin berburu saja. Karena itulah, travelling mulai menjadi kegiatan
primer seperti makan dan minum karena tujuannya untuk mengenyangkan
batin, memperkaya jiwa. Dan, travelling tak hanya monopoli para lajang
saja.
Ayah, Ibu dengan anak balita pun tak ingin ketinggalan menjelajah bumi
Allah. Bertentangan dengan kebiasaan lama yang menganggap travelling
bersama bayi, balita dan anak-anak itu merepotkan. No, no. Anggapan
itulah yang ingin dipatahkan oleh Mbak Ida Mulyani dan 26 kontributor
buku ini.
Kontributor buku ini terdiri dari 26 penulis, yang satu diantaranya
lelaki, hehe. Tak semua menceritakan anaknya. Ada Askar Malindo,
satu-satunya makhluk cowok yang bercerita tentang keponakannya yang
supel, Bagas ketika perjalanan ke Danau Toba. Bagas berani menyapa para
turis asing dengan bahasa Inggris. Lucu.
Buku setebal 207 halaman ini, dibagi tiga bagian. Bagian pertama adalah
On The Way. Bagian ini cukup menegangkan karena beberapa penulis
menceritakan pengalamannya membawa balita ke luar negeri, sendirian
tanpa suami. Wow. Seperti Dewi Irianti dalam cerita Mendadk Jadi
Traveller's Mom. Disitu dikisahkan Mbak Dewi akan menyusul suami yang
sudah terlebih dulu berada di Aussie dalam rangka tugas belajar.
Karena itu, ia menyusul bersama bayi yang baru berusia 4 bulan, demi
penghematan ongkos. Menegangkan, nggak kebayang deh. Cerita Atik Hw juga
tak kalah menarik dalam Anak Antar benua. Bayinya terbiasa melanglang
buana seperti Argentina, Aussie, Prancis dll. Bikin iri.
Di bagian dua, adalah Travelling Seru. Saya tertarik kisah Anisa
Widiyarti yang hobi bermotor sekeluarga (tiga orang) ke Puncak untuk
refreshing tiap bulan dalam cerita Berpetualang Seru Ke Puncak. Seru.
Tak perlu biaya mahal dan perjalanan jauh untuk menikmati liburan.
Sedangkan bagian toga, adalah Mudik Heboh. Dari judulnya, kita sidah
tahu sesi ini adalah cerita perjalanan ritual tahunan umat Islam. Hehe.
Kisah perjalanan mudik tentu lebih kompleks dibanding travelling biasa,
karena lalu lintas padat dan sesak. Tentu saja tak senyaman pejalanan
biasa.
Ada 4 cerita di sesi ini. Dalam Tiga Kota dalam Seminggu kisah mudik
heboh Ratna Dwi yang harus menjelajahi tiga kota: Yogya, Jepara dan
Surabaya dalam seminggu cuti lebaran. Epik.
Keseluruhan, buku ini menarik. Patut dibaca oleh emak rempong sepertiku.
Juga para ayah dan calon orangtua alias yang masih lajang. Nailah dan
Aldebaran, my bocahs juga terbiasa travellng sejak orok, hehe. Usia
seminggu, Nai kuajak ke Puncak. Karena emaknya galau di rumah saja.
Setiap cerita dilengkapi tips untuk bepergian nyaman bersama balita.
Isi buku ini bermanfaat dan inspiratif. Membuat para orangtua yang punya
rencana travelling bersama buah hati jadi lebih tenang dan nyaman
dengan membaca pengalaman para kontributor. Begitu juga para lajang,
bisa belajar kehebohan para orangtua, hehe.
Seperti cerita Dian Onasis yang berjudul Kena Batunya. Waktu lajang, ia
sebal pada orangtua yang membawa anak kecil dengan kendaraan umum.
Pikirnya kenapa memaksakan diri pergi dengan kendaraan umum dalam
keadaan membawa balita.
Ia kesal dengan tangisan anak kecil, menganggu. Setelah jadi ibu, barulah ia memahami mengapa orangtua mengajak anak melakukan perjalanan. Bahkan dalam kondisi kurang nyaman di kendaraan umum. Bahkan, Billa, putri sulung Uni Dian telah melanglang buana hingga ke Cina. Asiknyaa, Billa, Tante kalah deh!
Ia kesal dengan tangisan anak kecil, menganggu. Setelah jadi ibu, barulah ia memahami mengapa orangtua mengajak anak melakukan perjalanan. Bahkan dalam kondisi kurang nyaman di kendaraan umum. Bahkan, Billa, putri sulung Uni Dian telah melanglang buana hingga ke Cina. Asiknyaa, Billa, Tante kalah deh!
Kekurangan buku ini, hanya cerita pengalaman para kontributor agak seragam sehingga monoton.
Wow, great job Mbak Imul. Ditunggu karya berikutnya! *romancee, hihihi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar